ISOLASI
DNA DENGAN METODE KITCHEN PREPARATION
I. Tujuan
1. Melakukan
isolasi DNA melalui metode kitchen
preparation
2. Mengetahui
ujud/ profil DNA
II. Landasan
Teori
DNA dapat diisolasi dari berbagai sel atau jaringan
baik hewan, tumbuhan maupun manusia. Isolasi DNA merupakan teknik awal dalam
pemanfaatan DNA untuk berbagai tujuan. Sebenarnya telah ada metode standar
dalam mengisolasi DNA, misalnya teknik atau metode yang dikemukakan oleh
Sambrook (1989). Isolasi DNA dari sel maupun jaringan eukariotik, misalnya dari
jaringan tumbuhan maupun hewan dilakukan melalui tahap penghancuran sel
(lisis), penghilangan RNA dan protein serta pemurnian DNA. isolasi DNA ini
membutuhkan alat-alat canggih dan bahan-bahan yang cukup mahal, misalnya EDTA (
Etilendiamin tetra asetat ) yang
berfungsi sebagai merusak sel dengan cara mengikat ion Magnesium yang berfungsi
mempertahankan integritas sel, SDS ( Sodium dodesil sulfat ) yang dapat
melarutkan membrane sel, mendenaturasi protein, enzim proteinase K yang
mendegradasi protein, RNAse mendegradasi RNA serta NaCl dan chloroform untuk
memurnikan DNA.
Modifikasi teknik isolasi DNA telah dilakukan pada
beberapa laboratorium, misalnya pada takaran bahan-bahan yang digunakan atau
penguraian/ penggantian jenis bahan yang digunakan sesuai denga sel/ jaringan
sumber DNA. Teknik/ metode isolasi DNA yang sangat sederhana adalah metode Kitchen Preparation. Metode isolasi ini
memanfaatkan bahan-bahan yang biasanya digunakan ibu rumah tangga yaitu sabun
cuci (cair, bubuk atau krim) untuk menggantikan bahan utama yang berfungsi
untuk melisis sel, ekstrak buah nanas sebagai sumber enzim protease serta garam
dapur.
Isolasi DNA metode Kitchen Preparation menggunakan detergen sebagai alternative pengganti
EDTA dan SDS, garam dapur sebagai pengganti NaCl analitik dan jus nanas sebagai
pengganti enzim protease. Sedangkan bahan yang akan dilihat DNA nya adalah
strowberi, hal ini dikarenakan strowberi mudah dihancurkan. Selain itu,
strowberi matang menghasilkan enzim pectinase dan selulase yang membantu
memecah dinding sel. Strowberi yang umum dibudidayakan adalah octoploid dengan
delapan set genom. Hal ini sangat baik untuk menunjukkan ekstraksi DNA karena
memiliki delapan dari setiap jenis kromosom yang juga dikatakan bahwa strowberi
memiliki DNA yang berlimpah.
III. Alat
dan bahan
1. 3 Buah
strowberi
2. 1 Kantong
plastic
3. 10 ml Sabun
cair/ detergen
4. Garam
5. Kertas saring
6. Tabung
reaksi
7. 20 ml etanol dingin (96 %) dimasukkan dalam freezer
8. Pipet
9. Gelas
ukur
10. corong kaca
11. 1 gelas kimia 250 ml
IV. Cara
kerja
1. Menyiapkan larutan buffer dengan cara mengambil 10 ml sabun cair ditambah dengan seujung sendok teh garam dapur lalu ditambah air sampai larutan menjadi 100 ml.
2. Memasukkan
2-3 buah strowberi kedalam kantong plastic, kemudian menghancurkan dengan cara
menekan-nekan sampai homogen. Kantong plastic jangan sampai bocor.
3. Mengekstraksi
strowberi yang telah dihancurkan dengan saringan kemudian memasukkan hasil
ekstraksi tersebut kedalam tabung reksi.
4. Menambahkan
sedikit air sebagai pelarut sampai tinggi larutan 2 cm.
5. Menambahkan
sabun cair dan garam (buffer) kedalam tabung reaksi berisi larutan ekstrak strowberi.
6. Menghomogenkan
larutan dengan cara mengocok tabung reaksi membentuk angka delapan dengan
menutup mulut labung reaksi selama 5 menit.
7. Menambahkan
etanol dingin yang baru dikeluarkan dari lemari pendingin kedalam tabung reaksi
melalui dinding tabung reaksi secara perlahan-lahan sampai kira-kira sama
dengan banyak larutan strowberi.
8. Mengamati
terbentuknya presipitat ( gumpalan putih diatas permukaan atas larutan).
V. Hasil
Tahap
kegiatan
|
Hasil
pengamatan
|
Strowberi
dihancurkan
|
Strowberi
lunak dan berair
|
Mengektrasi
strowberi
|
Air
ekstrasi berwarna merah
|
Menambah
air
|
Ekstrasi
lebih encer
|
Menambah
sabun cair dan garam dapur(buffer)
|
Larutan
berwarna merah kebiruan
|
Menghomogen
larutan
|
Larutan
berwarna kebiruan
|
Menambahkan
etanol dingin
|
Menjadi
2 lapian, lapisan bawah berwarna biru susu dan lapisan atas putih. Lama kelamaan
terjadi presipitasi pita-pita DNA yang berwarna putih di lapisan atas.
|
VI. Pembahasan
Percobaan isolasi DNA dengan metode Kitchen Preparation yang bertujuan untuk
Melakukan isolasi DNA melalui metode kitchen preparation dan mengetahui ujud/
profil DNA termasuk isolasi DNA kromosom yaitu memisahkan DNA genom dari
komponen-komponen sel lain.
Proses peremasan merupakan perlakuan untuk
mensederhanakan tekstur dan merusak dinding sel secara mekanis. Strowberi matang
menghasilkan enzim yang membantu melisis dinding sel. Sedangkan penambahan
sabun cair dan garam dapur adalah untuk melisiskan membrane inti untuk
mengeluarkan isi inti sel yang berisi DNA.
Sebelum menambahkan etanol dingin, larutan berwarna
merah tua agak keruh dan belum terjadi presipitasi DNA. Setelah ditambah etanol
dingin secara perlahan-lahan terbentuk 2 lapisan . lapisan bawah berwarna merah
yaitu larutan strowberi dan larutan sabun, sedangkan lapisan atas berwarna
bening yaitu etanol dingin.
Setelah menunggu beberapa saat terjadi presipitasi
pada lapisan atas bukan lapisan bawah, yang menunjukkan bahwa DNA tidak larut
dalam etanol tetapi larut dalam air. Ketika molekul DNA terlarut, mereka
tersebar dalam larutan sehingga tidak terlihat. Ketika molekul tersebut
berpindah kedalam larutan yang bukan pelarut meraka akan berkumpul/ menggumpal
sehingga dapat dilihat. Presipitat DNA terlihat seperti serabut-serabut putih
yang terkumpul diatas permukaan larutan karena masa jenis etanol lebih kecil
dari pada masa jenis air. Etanol yang digunakan harus benar-benar dingin dan
berasal dari lemari pendingin, hal ini bertujuan untuk menyempurnakan
presipitasi. Apabila etanol yang digunakan kurang dingin, maka mengakibatkan
pembentukan presipitat kurang sempurna.
VII. Kesimpulan
Hasil isolasi DNA metode Kitchen Preparation berupa presipitasi
DNA yang berbentuk serabut-serabut berwarna putih yang tidak terlarut dalam
etanol tapi terlarut dalam air.
VIII. Daftar
pustaka
-
Doyle. J. J and Doyle J. L. 1990. Isolation of Plant DNA from Fresh Tissue
Focus. Moscow. 12 (1): 13.
-
Smbrook J, E. F. Fritcs and Manicitis,
T. 1989. Molecular Kloning: A
Laboratory Manual. 2nd Edition. Old spring Harbor Laboratory
Press. USA.
-
Maftuchah. 2001. Strategi Pemanfaatan Penanda Molekuler dalam Perkembangan Bidang
Hortikultura. Makalah Pemanfaatan Penanda Molekuler di Bidang
Hortikultura. Plant reportesis 15 : 8- 15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar