PEWARISAN SIFAT YANG DITENTUKAN
OLEH ALEL GANDA (GOLONGAN DARAH)
1.
Tujuan
1.1 mengenal
beberapa sifat genetic pada manusia yang ditentukan oleh alel ganda.
1.2 mengetahui
distribusi golongan darah system ABO pada populasi kelas.
2.
Landasan teori
Pada makhluk hidup yang berkembang biak secara
seksual, tiap individu baru berasal dari perkembagan dan pertumbuhan sel zigot
yaitu sel yang merupakan hasil persatuan antara sel kelamin jatan (spermatozoa)
dengan sel kelamin betina (ovum) yang masing-masing adalah haploid. Dengan
demikian cirri-ciri genetis yang dibawa
oleh zigot (2n) adalah gabungan antara ciri-ciri genetis sel kelamin jantan dan
sel kelamin betina.
Gen
adalah rantai DNA yang panjang dan terdiri dari banyak pasang nukleotida.
Rangkaian nukleotida dalam DNA inilah yang membawa informasi yang terkandung
dalam sebuah gen dapat menghaslkan alel-alel baru, sehingga sebuah gen memiliki
potensi untuk memiliki jutaan alel yang berbeda.
Gen yang sealel ini waktu
pembentukan gamet (gametogenesis) akan memisah (dikenal dengan prinsip
segregasi bebas) dan waktu berpasang-pasangan lagi pada proses fertilisasi.
Mekanisme penurunan sifat ini pertama kali dikemukakan oleh Gregor Mendel.
Secara kebetulan tumbuhan yang digunakan Mendel adalah Ercis (Pisum Sativum), gen pengendalinya
bersifat bebas yang artinya satu gen terletak pada satu kromosom.
Alel adalah gen yang menjadi anggota
dari sepasang gen yang sama. Masing-masing alel memiliki pengaruh terhadap
suatu karakter khusus yang berbeda dengan alel yang lain. Organisme diploid
memiliki pasangan-pasangan gen yang masing-masing terdiri dari 2 alel. Alel
ganda adalah keadaan dimana sebuah gen memiliki lebih dari 1 alel. Keadaan ini
disebut multiple alel sedangkan perangkat dari alel-alel tersebut disebut deret
alel. Alel ganda terjadi karena terjadi karena terjadi beberap mutasi gen.
Adanya alel ganda individu diploid
tidak hanya memiliki 3 kemungkinan genotip tetapi kemungkinan genotipnya
menjadi lebih dari 3. Beberapa sifat yang ditentukan oleh alel ganda antara
lain golongan darah system ABO, tumbuhnya rambut pada segmen digitalis kedua
dari ruas jari tangan manusia, sifat warna rambut pada kelinci serta warna mata
pada drosophila.
Golongan darah system ABO pada
manusia dikendalikan oleh tiga alel ganda yaitu IA, IB,
dan i. Alel IA dan IB dominan terhadap i, alel IA
dan IB tidak dominan sesamanya namun bersifat kodominan. Adanya 3
alel ini menentukan 4 macam golongan darah pada manusia yaitu golongan darah A
dengan genotip IAIA, golongan darah B dengan genotip IBIB,
golongan darah AB dengan genotip IAIB serta golongan
darah O dengan genotip ii.
Orang yang mempunyai golongan darah
A dalam eritrositnya terdapat Antigen A dan didalam plasma darahnya terdapat
zat anti B. orang yang bergolongan darah B memiliki antigen B di dalam
eritrositnya da zat anti A di dalam plasma darahnya. Orang yang memiliki
golongan darah AB memiliki antigen A da antigen B didalam eritrositnya, namun
tidak memiliki zat anti A dan zat anti B di dalam plasma darahnya. Sedangkan
orang yang bergolongan darah O tidak memiliki antigen A dan B di dalam
eritrositnya dan hanya memiliki zat anti A dan zat anti B di dalam plasmanya.
Dalam suatu populasi golongan darah
terbanyak adalah golongan darah O, diikitu golongan darah B, selanjutnya
glongan darah A dan paling sedikit adalah golongan darah AB. Frekuensi golongan
darah ini berbeda-beda pada setiap bangsa. Penelitian yang pernh dilakukan di
Jawa pada daerah Ampelgading dari 450 orang, 30,4 % bergolongan darah O,
kemudian 24,7% bergolongan darah A, golongan darah B sebesar 37,4% dan hanya
7,6% bergolongan darah AB.
3.
Alat dan bahan
Kegiatan
I Kegiatan
2
1.
darah 1.
Jari tangan
2.
serum anti A dan anti B 2. loup
3.
kaca objek 3. Alat tulis
4.
blood lancet
5.
kapas
6.
alcohol
7.
pengaduk/ tusuk gigi
4.
Cara kerja
Kegiatan
1
1.
Memijat ujung jari tengah/ manis tangan
kiri, kemudian membersihkan ujung jari tersebut dengan kapas yang telah
dibasahi denga alcohol 70%.
2.
Menusuk ujung jari yang telah
dibersihkan dengan jarum lancet yang steril hingga keluar darah. Kemudian
meneteskan darah yang keluar pada objek glass di tiga tempat seperti gambar
dibawah ini:
1
2 3
3.
Menambahkan pada tetes:
No. 1 : satu tetes anti A
No. 2 : satu tetes anti B
No. 3 : satu tetes anti AB
4.
Mengaduk masing-masing tetes dengan
tusuk gigi yang berbeda untuk menghindari kontaminasi.
5.
Mengamati apa yang terjadi pada setiap
tetes darah setelah masing-masing ditambah dengan zat anti.
6.
Memperhatikan, bila:
a.
Darah + zat anti A menggumpal, darah +
zat anti B tidak menggumpal maka golongan darah A
b.
Darah + zat anti A tidak menggumpal,
darah + zat anti B menggumpal maka golongan darah B
c.
Darah + zat anti A menggumpal, darah +
zat anti B menggumpal maka golongan darah AB
d.
Darah + zat anti A tidak menggumpal,
darah + zat anti B tidak menggumpal maka golongan darah O
e.
Memasukkan hasil pengamatan pada tabel
dan mengambil kesimpulan
5.
Hasil pengamatan
5.1
Tabel pengamatan golongan darah (data kelompok)
Nama
praktikan
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
Golongan
darah
|
Chulia
mubtadiah
|
+
anti A
+
anti B
|
Tidak
menggumpal
Menggumpal
|
B
|
Didit
candra
|
+
anti A
+
anti B
|
Menggumpal
Tidak
menggumpal
|
A
|
Inayah
|
+
anti A
+
anti B
|
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
|
O
|
Novian
fitri
|
+ anti A
+ anti B
|
Menggumpal
Tidak
menggumpal
|
A
|
5.2
tebel pengamatan golongan darah (data kelas)
Golongan
darah
|
Jumlah
|
presentase
|
A
|
9
|
28,125
%
|
B
|
10
|
31,25
%
|
AB
|
2
|
6,
25%
|
O
|
11
|
34,375
%
|
6.
Pembahasan
Pada praktikum uji golongan darah
diperoleh pada golongan darah diperoleh golongan darah O lebih banyak yaitu
sebesar 34,375 %, kemudian golongan darah B sebesar 31,25 %, golongan darah A
sebesar 28,125 % dan terakhir golongan darah AB sebanyak 6,25 %.
Hukum Hardy-Weinberg menunjukkan
presentase golongan darah berdasarkan genotipnya. Penentuan alel ganda
ditentukan oleh alel ganda. jika presentase hasil semua genotip sejumlah
probandus, maka perhitungan ini benar.
Golongan darah manusia system ABO
ditentukan oleh alel IA, IB, dan i. dari ketiga alel
tersebut terbentuk enam kombinasi golongan darah yaitu IA IA,
IA i, IB IB, IB I, IA IB dan ii. Meski ada 6 kombinasi yang mungkin
terjadi namun manusia hanya mempunyai 4 tipe golongan darah menurut system ABO,
yaitu A, B, AB dan O. hal ini terjadi karena alel IA dan IB
dominan penuh terhadap I, sedangkan IA kodominan dengan IB
dan disimbolkan (IA = IB).
Gen i menghasilkan suatu molekul protein
yang disebut isoglutanin yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Orang dengan
alel IA dapat membentuk aglutinogen atau antigen yang disebut
antigen A dalam eritrosit yang kemudian dapat bereaksi denga anti bodi atau agglutinin
atau zat anti B yang terdapat didalam serum atau plasma darah.
Untuk mengetahui golongan darah
seseorang, dilakukan dengan cara meneteskan serum anti A, serum anti B dan
serum anti AB. Karena jika antigen A bertemu dengan zat anti A maka terjadi
penggumpalan darah. Begitupula jika antigen B pada eritrosit bertemu dengan zat
ati B dari serum akan terjadi penggumpalan darah.
7.
Kesimpulan
7.1
golongan darah manusia merupakan suatu fenotip yang dipengaruhi oleh alel
ganda.
7.2
seseorang dikatakan bergolonga darah apabila saat darah ditetesi serum anti A
menggumpal, serum anti B tidak menggumpal dan serum anti AB menggumpal.
7.3
Seseorang dikatakan bergolonga darah B apabila setelah darah ditetesi serum
anti A tidak menggumpal, serum anti B menggumpal dan serum ati AB menggumpal.
7.4
golongan darah AB apabila darah setelah ditetesi serum anti A, B dan AB
menggumpal.
7.5
orang dengan golongan darah O apabila darah setelah ditetesi serum anti A, B
dan AB tidak menggumpal.
8.
Daftar Pustaka
-
Widianti. T dn Noor Aini. H. 2011. Petunjuk Praktikum Genetika. Semarang.
Biologi UNNES.
-
Iswari. 2009. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Semarang. Laboratorium Biologi
UNNES.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar